Rabu, 18 April 2012

Tugas 15


SYARAT 3 ORGANISASI

Organisasi adalah proses kerjasama, tujuan, dan tata cara mencapai tujuan yang diwujudkan secara teratur, terpola, dan berkesinamungan dibentuk oleh dua orang atau lebih dengan berbagai motif, motif tersebut antara lain adalah :

  • Motif aplikasi adalah perhimpunan dan berkumpul mempunyai jaringan untuk memperluas hubungan social dan keuntungan.

Motif power adalah mewujudkan untuk menghasilkan kekuasaan ( kemampuan untuk menguasai barang, orang-orang dan sarana )

Motif berprestasi adalah ingin menghasilkan suatu produk barang atau jasa.
Organisasi terbagi menjadi :

1. Organisasi bisnis adalah perhimpunan dari berbagai kalangan bisnis.
Contohnya : organisasi bisnis minyak, retail, dll.

2. Organisasi social adalah perhimpunan organisasi social .
contohnya : PMI, Partai, dll.

3. Organisasi pelayanan, memiliki syarat-syarat yaitu :
• Memiliki objek yang dilayani
• Memiliki profesionalitas
• Organisasi berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.
• Adanya aturan dalam organisasi .


>> Syarat-syarat dari organisasi terdiri dari 3 syarat, diantaranya seperti berikut :

- terdiri lebih dari 3 orang
- mempunyai tujuan yang sama
- adanya kerjasama atau interaksi


- Terdiri lebih dari 2 orang :

Di dalam suatu organisasi selalu ada yang namanya musyawarah dan pendapat, bila hanya terdiri dari 1 orang maka itu semua tidak akan berjalan dan jika di dalam suatu perusahaan maka perusahaan itu tidak akan berdiri, maka dari itu di dalam suatu organisasi perlu anggota, maka baru bisalah perusahaan atau organisasi itu berjalan.

- Mempunyai Tujuan yang sama :

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.


- Adanya kerjasama atau interaksi :

Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah keinginannya untuk selalu hidup bersama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau masyarakat. Tidak seorang pun di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa melakukan hubungan atau kerja sama dengan orang lain. Karena pada kodratnya manusia memiliki keterbatasan dan sejak lahir sudah dibekali dengan naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Misalnya, seorang balita memerlukan perawatan dan bantuan ibunya karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya, ia memerlukan pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan pergaulan.

Dari contoh tersebut jelas bahwa pada dasarnya kita selalu membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan banyak hal dalam hidup kita. Semua kebutuhan hidup itu hanya dapat kita penuhi dengan jalan mengadakan hubungan sosial dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Melalui hubungan itu kita menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginan untuk mendapatkan tanggapan (reaksi) dari pihak lain. Hubungan timbal balik (aksi dan reaksi) inilah yang kita sebut interaksi sosial. Jadi apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial? Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.



Tugas 14


PERILAKU INDIVIDU


Aktivitas manajer dalam melakukan planning, organizing, directing, dan controlling, tentu tidak semudah membalik telapak tangan, karena suatu organisasi akan dihuni oleh puluhan, ratusam hingga ribuan manusia yang mempunyai karakter dan perilaku berbeda. Pengambilan keputusan yang dilakukan seorang manajer perlu mempertimbangkan kecocokan antar individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Keputusan yang diambil manajer secara khas akan dipengaruhi oleh karakteristiki manajer maupun karakteristik bawahan, misalnya pengambilan keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas tanpa mengetahui perilaku akan dapat memberikan dampak negatif jangka panjang dan sangat sulit untuk dapat diubah kembali.

Untuk mengerti perilaku individu, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa variable yang mempengaruhi perilaku, yang terdiri atas :

a. Variabel lingkungan : keluarga, budaya, kelas sosial

b. Variabel psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, motivasi,

kemampuan fisik, kemampuan mental.

Manusia di takdirkan menjadi makhluk sosial, maksudnya adalah makhluk yang saling membutuhkan bantuan dari orang lain. Tanpa bantuan orang lain manusia tidak dapat hidup, walaupun ada kalanya manusia melakukannya sendiri. Individu itu bermacam-macam, diantaranya seperti berikut ini :
- persepsi
- sikap
- emosi
- kemampuan
- motivasi

Pengertian Persepsi :

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129; Jalaludin, 2003: 51).

Menurut Widayatun (1999: 110) persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi kepada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba (kerja indra) sekitar kita.

William James (Widayatun, 1999: 110) menjelaskan persepsi adalah suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra, hasil pengolahan otak dan ingatan proses dihayati melalui ilusi atau mispersepsi atau trick atau tipuan dan juga bukan salah tanggapan.

Persepsi biasanya juga diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil (Notoadmojo, 2003: 133).

Menurut Davidoff, 1981; Rogers, 1965 (Walgito, 2004: 89), menyatakan bahwa persepsi merupakan aktivitas yang intergrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain.

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena merupakan aktivitas yang integreted, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada dalam diri individu aktif berperan dalam persepsi itu (Bimo Walgito, 2001; Sunaryo, 2004: 93).


Pengertian Sikap :

Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif(unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Pengertian Nilai :

Satu bagian penting dari kebudayaan atau suatu masyarakat adalah nilai sosial. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi kasalehan beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan, cercaan, celaan, cemoohan, atau bahkan makian. Sebaliknya, kepada orang-orang yang rajin beribadah, dermawan, dan seterusnya, akan dinilai sebagai orang yang pantas, layak, atau bahkan harus dihormati dan diteladani.

Apakah yang dimaksud dengan nilai sosial?

Dalam Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono Soekanto disebutkan bahwa nilai (value) adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Horton dan Hunt (1987) menyatakan bahwa nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti apa tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan seterusnya.

Macam-macam Nilai Sosial

Prof. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: (1) Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia, (2) Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas, dan (3) Nilai kerohanian, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta), nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsur perasaan (estetika), nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.


Pengertian emosi :

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995). Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih
Terkejut : terkesiap, terkejut
Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
Malu : malu hati, kesal.


Pengertian Kemampuan :

Kemampuan adalah kesanggupan, kebolehan atau kecakapan untukmelakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan dalam Kamus IlmiahPopuler, kognitif adalah berfikir dan mengerti, bersifat pengetahuan. 1 Dalamhal ini adalah kemampuan kognitif siswa dalam pelajaran Pendidikan AgamaIslam. Siswa merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar dansekaligus sebagai obyek dari tujuan pengajaran. Agar pengajaran PendidikanAgama Islam di sekolah berhasil dan berlansung secara efisien, makakemampuan kognitif atau kesiapan mental siswa perlu terus di latih.Istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayahpsikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungandengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,kesengajaan dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini jugaberhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertaliandengan ranah rasa. Jadi kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitandengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memilikipersepsi tentang pengamatan atau penyerapan suatu obyek. Berarti menguasaisesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, danpengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.Setiap saat bila diperlukan, pengetahuan yang dimilikinya itu dapatdireproduksi.

Banyak atau sedikit, tepat atau kurang tepat pengetahuan itudapat dimiliki dan dapat diproduksi kembali dan ini merupakan tingkatkemampuan kognitif seseorang.Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar.Sebagaimana kita ketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antarafaktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar dan ajar).2 Faktordasar yang berpengaruh dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkunganyang dibuat. Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan lingkunganyang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktordasar yang telah dimiliki oleh anak. Tingkat kemampuan kognitif tergambarpada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar pada pelajaranPendidikan Agama Islam. Tes hasil belajar menghasikan nilai kemampuankognitif yang bervariasi. Variasi nilai tersebut menggambarkan perbedaankemampuan kognitif tiap-tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan tes kemampuan belajar atau teshasil belajar pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.


Pengertian Motivasi :

Menurut Frandsen (Sardiman A.M, 2000: 85) motivasi dibagi menjadi; cognitive motives yang menunjuk pada gejala intrinsik yakni menyangkut pada kepuasan individual, self‑expression (penampilan diri sebagian dari perilaku manusia) dan self‑enhancement (Melalui aktualisasi diri dan pengembangan akan meningkatkan kemajuan dari seseorang).

Dimyati dan Mudjiono (1999: 90) mengemukakan bahwa motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik) dan motivasi seseorang yang bersumber dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi instrinikdalam belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1) . Motivasi intrinsik

Adalah motif yang menjadi aktif/ berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2). Motivasi ekstrinsik

Motivasi yang muncul karena adanya dorongan atau kebutuhan dari luar. Berkaitan dengan kegiatan belajar motivasi ini muncul pada seseorang yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajar. Bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (Martinis Yamin, 2004: 85- 86) diantaranya adalah:

a) belajar demi memenuhi kewajiban

b) belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan

c) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan.

d) Belajar demi meningkatkan gengsi

e) Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain yang penting seperti orang tua da guru.

f) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang.

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi ini dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, maupun mampu mengembangkan, mengarahkan dan memelihara ketekunan siswa dalam belajar.

CMenurut Chaplin ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) men tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan . Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau

haplin ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan . Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.